SUARA
10 NOVEMBER
Hari
Pahlawan Bukan Hanya Slogan
“Bangsa yang
besar adalah bangsa yang selalu mengingat dan menghargai jasa-jasa para
pahlawannya..”
Mungkin jika para pahlawan kami dihidupkan kembali, mereka
akan menangis melihat bangsa dan negara yang dulu mereka perjuangkan sepenuh
jiwa dengan mempertaruhkan nyawa, kini telah dirusak dan dikotori oleh generasi
penerus bangsa entah golongan tua maupun golongan muda.
Saat dimana wakil lebih makmur dari yang diwakili, petinggi
negara dan kaum sederajat lebih suka beradu konflik demi mendapatkan sesuatu
yang tidak pasti, saat para pemuda tidak lagi mendengungkan kata KAMI seperti
yang tertuang pada sumpah pemuda, saat rasa empati dan toleransi antar sesama
telah mati dan diganti oleh rasa benci dan dengki.
Hari ini, hendaknya kita sebagai warga
Indonesia mampu menghayati nilai-nilai perjuangan yang dipesankan oleh para
pahlawan untuk senantiasa mewujudkan cita-cita bangsa. Tidak hanya menggelar
upacara, mengunjungi Taman Makam Pahlawan atau para veteran sampai mendengarkan
cerita mereka, hingga gemar membaca buku-buku kepahlawanan, namun seharusnya
kita mampu mengaplikasikan hari ini dengan aksi nyata, sesuai situasi dan
kondisi saat ini.
Kita generasi penerus bangsa
bertanggung jawab memberantas tindakan-tidakan yang merusak tatanan kehidupan,
bukan justru membuat kerusakan hingga mengancam keselamatan dan menimbulkan
kerugian bagi orang lain.
Semboyan atau slogan yang sering didengungkan oleh para
pahlawan khusunya Bung Tomo kala itu, kini tak pernah lagi berarti dikalangan
pemuda.
Dari titik ini, adakah yang tersadar? Begitu berharganya
bangsa ini, hingga ribuan nyawa gugur, terbujur dalam pangkuan pertiwi. Hanya
ingin meruntuhkan tembok jajahan, itulah tujuan pahlawan kami. Namun adakah
dari kita teringat, seberapa besar yang telah kita lakukan, dibanding kerelaan
pertiwi membesarkan kita.
Mungkin kita tak pernah tau, besar harapan pertiwi atas
kelahiran kita dipangkuannya. Sudahkah kita merasa cukup dengan yang kita
lakukan sekarang? Mengapa kita tidak berusaha menjadi pahlawan baru, bukan
mengangkat senjata lantas berperang, tapi berbuat satu hal yang menjadikan
negeri ini bangga memiliki kita. Kita adalah harapan baru. Penerus perjuangan
bangsa ini.
Dan
kami tandai hari itu 10 November 1945.
“MERDEKA atau MATI”
0 Comments