PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah
bahasa adalah sesuatu yang sangat familiar di telinga kita. Namun tidak sedikit
orang yang belum begitu memahami makna dasar dari bahasa itu sendiri. Padahal
kita tahu, bahwa bahasa telah ada bahkan sejak awal manusia diciptakan. Bahasa
merupakan salah satu aspek yang tidak bisa lepas dari manusia. Keberadaan
bahasa dalam suatu komunitas masyarakat menjadi salah satu tanda bahwa
masyarakat itu memang nyata adanya. Bahasa yang merupakan karunia Tuhan
senantiasa hadir dan dihadirkan serta menjadi bahan perbincangan yang tidak
pernah ada habisnya.
Namun
seperti yang telah dituliskan di awal, masih sedikit orang yang belum memahami
secara mendalam tentang makna dasar suatu bahasa. Banyak persoalan mengenai
bahasa yang belum dapat terpecahkan, atau terjelaskan secara gamblang. Disini,
penulis akan mencoba memaparkan sedikit tentang hakikat bahasa dilihat dari
pengertian yang diuraikan oleh para tokoh, sifat dari bahasa, fungsi-fungsi
bahasa, serta kelemahan yang senantiasa mengikut pada bahasa.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian bahasa itu?
2.
Apa
saja yang menjadi sifat-sifat bahasa?
3.
Bagaimana
fungsi dari bahasa?
4.
Apa
saja yang menjadi kelemahan bahasa?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
pengertian bahasa melalui pendapat para tokoh
2.
Menguraikan
sifat-sifat bahasa
3.
Menjelaskan
fungsi-fungsi bahasa dalam kehidupan manusia
4.
Menjelaskan
tentang kelemahan-kelemahan bahasa
serupa.id |
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Bahasa
Bahasa
(berasal dari bahasa Sansekerta “Bhasa”) adalah kapasitas khusus yang ada pada diri
manusia untuk dapat menggunakan sistem komunikasi yang kompleks.[1] Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengerti-an bahasa di bagi ke
dalam tiga batasan. Pertama, bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi
yang berartikulasi (berasal dari alat-alat bunyi) dan bersifat sewenang-wenang
(arbitrer), yang dipakai sebagai alat komunikasi. Kedua, bahasa
merupakan perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa mencakup suku, daerah, dan
negara. Ketiga, bahasa adalah percakapan atau sebuah perkataan yang
baik, mencakup sopan santun, dan tingkah laku yang baik.[2]
Selain
dua definisi di atas, para pakar bahasa juga memberikan batasan definisi
mengenai makna dasar suatu bahasa. Menurut Harimurti, bahasa adalah suatu
sistem lambang yang dipergunakan untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri dalam suatu masarakat. Sedangkan menurut Bloch dan dan
Trager, bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan
itu suatu kalangan masyarat dapat bekerja sama. Sementara menurut Joseph Bram,
bahasa ialah suatu sistem yang terstruktur dan terbentuk dari simbol-simbol
bunyi yang arbitrer, dan dipergunakan sebagai alat bergaul satu sama lain.
Ronald Wardhaugh juga memberikan definisi yang hampir serupa mengenai bahasa,
yakni (a system of arbitrary vocal symbols used for human communication) suatu
sistem simbol bunyi yang arbitrer, yang digunakan untuk berkomunikasi antar
sesama manusia.[3]
Berbeda dari lainnya, menurut Plato bahasa pada dasarnya adalah pernyataan
mengenai pemikiran seseorang yang diungkapkan melalui perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan juga rhemata (ucapan) yang merupakan sebuah
pantulan ide seseorang dalam arus udara lewat lisan.[4]
Menurut
pandangan Saussure, bahasa merupakan sebuah sistem bentuk-bentuk makna yang
manasuka serta mampu mendukung kemampuan linguistik pembicara satu sama lain
secara bebas.[5]
Kemudian menurut pendapat Ibnu Jinni, pengertian bahasa yakni sebuah suara atau
bunyi yang digunakan oleh suatu komunitas untuk mengerkspresikan tujuannya
masing-masing.[6]
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli, ada beberapa
kemiripan yang signifikan, yang terletak pada kata “simbol”. Simbol sendiri
berasal dari bahasa Yunani “symbolon” yang berarti tanda pengenal,
lencana, atau semboyan.[7]
Jadi
yang dimaksud dengan bahasa adalah suatu sistem yang tidak pernah lepas dari
simbol-simbol sebagai suatu wujud atau bentuk atau alat yang digunakan untuk
berkomunikasi antar sesama. Menguasai bahasa dalam kehidupan sehari-hari,
sering diartikan sebagai kemampuan berbicara dalam bahasa itu. Maksudnya adalah
bagaimana kemampuan seseorang menggunakan simbol secara bermakna untuk
berkomunikasi.
B.
Sifat-Sifat Bahasa
Bahasa
sebagai objek yang dikaji memang sudah seharusnya memiliki ciri atau sifat
khusus yang memudahkan pemakai bahasa dalam memahaminya. Adapun sifat-sifat
dari bahasa antara lain yakni:
1.
Bahasa
adalah sebuah sistem
Sifat bahasa sebagai sebuah sistem,
berarti bahasa memiliki suatu pola yang terartur, tidak acak, dan bukan
merupakan susunan yang tunggal. Pola yang teratur dalam bahasa inilah yang
membentuk bahasa menjadi bermakna dan memiliki fungsi.[8]
2.
Bahasa
itu berlambang
Pada dasarnya lambang sering
diidentikkan dengan simbol, dan seperti yang sudah dijelaskan pada subbab
sebelumnya bahwa bahasa sangat erat kaitannya dengan simbol. Karena bahasa
tidak pernah lepas dari kata, maka dalam hal ini suatu “kata” adalah lambang atau
simbol dalam bahasa.[9]
3.
Bahasa
berupa bunyi
Bunyi yang dimaksudkan disini bukan
semua bunyi yang mampu didengar oleh gendang telinga, akan tetapi bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jika sebelumnya dijelaskan bahwa bahasa
memiliki lambangnya sendiri, maka dalam bahasan ini bahasa memiliki wujudnya
sendiri berupa bunyi.
4.
Bahasa
bersifat arbitrer
Sifat bahasa yang arbitrer
mengandung pengertian bahwasannya bahasa tidak terikat dengan suatu konsep
apapun. Arbitrer disini menekankan penjelasan tentang bahasa yang asal bunyi,
manasuka, seenaknya, dan tidak terikat dengan hubungan yang mewajibkan harus
adanya keterkaitan antara lambang bunyi dengan pengertian yang dimaksudkan.
Contoh yang dapat diambil yakni, di Indonesia, orang akan sangat tidak asing
dengan kata kuda, sementara di Inggris namanya adalah horse.[10]
Dalam hal ini tidak ada yang ingin mengungkap
alasan perbedaan itu secara signifikan. Maka dari itulah, bahasa bersifat
arbitrer alias sesuka hati penggunanya dalam berbahasa.
5.
Bahasa
memiliki makna
Setiap bahasa pastilah memiliki
maknanya tersendiri, tidak peduli makna yang terkandung dalam bahasa tersebut
bersifat tunggal atau ganda. Dalam hal lain telah dijelaskan bahwa bahasa
memiliki lambang, dan setiap lambang tentu memiliki pengertian tersendiri, yang
mana kaitannya dengan hal ini, berarti jelas bahwa bahasa memiliki makna.
6.
Bahasa
bersifat konvensional
Meskipun bersifat manasuka
(arbitrer), namun bahasa ternyata juga bersifat konvensional. Konvensional
disini dapat dilihat dari penggunaan bahasa dalam suatu komunitas yang sudah
sama-sama saling sepakat untuk mematuhi konvensi bahwa ada lambang yang hanya
dapat digunakan untuk menyebutkan konsep tertentu yang diwakilinya. Contoh
singkatnya yakni, masyarakat akan dengan setuju menyatakan bahwa benda yang
beroda dua, yang hanya dapat dikendarai dengan cara mengayuhnya, disebut dengan
“sepeda”, dan semua menyepakati hal itu.[11]
7.
Bahasa
bersifat dinamis
Karena bahasa adalah segala sesuatu
yang tidak pernah lepas dari unsur gerak gerik manusia, maka tentu bahasa
senantiasa menyesuaikan diri dengan penuturnya. Keadaan bahasa yang
berubah-ubah sesuai masa penuturnya, serta adanya perkembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan istilah-istilah baru bermunculan, maka
dari itulah bahasa bersifat dinamis.[12]
8.
Bahasa
memiliki variasi, unik, dan universal
Indonesia memiliki keberagaman
budaya dan keunikan dari masing-masing daerahnya. Kaitannya dengan hal ini,
dari daerah yang satu dengan yang lain tentu ada perbedaan dalam berbahasa. Keberagaman
itu pada akhirnya memunculkan variasi bahasa yang unik. Dengan bervariasinya
bahasa tersebut sekaligus menandakan bahwa bahasa juga bersifat universal
(umum).
9.
Bahasa
bersifat produktif
Sejak kemunculannya hingga saat ini,
bahasa telah memiliki banyak ragam. Meskipun unsur-unsur dalam bahasa itu
terbatas, namun terbukti dengan unsur-unsur itulah, perkembangan bahasa terus
saja berkembang. Hal ini menandakan sisi bahasa yang bersifat produktif.[13]
10.
Bahasa
bersifat manusiawi
Sebagai suatu alat komunikasi,
bahasa manusia memang sangat berbeda jika dibandingkan dengan bahasa hewan.
Jika penelitian mengatakan bahwa bahasa hewan itu bersifat tetap, dan statis,
maka bahasa manusia justru lebih dinamis, dan produktif. Hal inilah yang
kemudian mendorong para pakar untuk mensifati bahasa dengan kata manusiawi.
C.
Fungsi Bahasa
Selain
sebagai suatu sarana untuk berhubungan dan berkomunikasi antar sesama
masyarakat, tentunya bahasa memiliki beberapa fungsi yang lain. Diantara
beberapa fungsi tersebut antara lain sebagai berikut:[14]
1.
Bahasa
sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Dalam fungsi ini diharapkan bahasa
mampu membantu masyarakat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan sosial.
Fungsi memelihara hubungan sosial ini menurut paham Jakobson dinamakan Phatic
Speech.[15]
2.
Bahasa
sebagai sarana kontrol sosial.
Dalam hal ini, diharapkan bahasa
dapat turut mengendalikan komunikasi agar orang yang terlibat dalam komunikasi
dapat saling memahami satu sama lain.
3.
Bahasa
sebagai sarana untuk dapat memahami diri sendiri.
Fungsi ini mempertegas adanya rasa
ingin membangun suatu karakter dalam diri seseorang. Dan salah satu cara yang
dapat ditempuh ialah dengan mengidentifikasi kondisi diri, baik dalam
menyebutkan potensi maupun kelemahan yang dimiliki.
4.
Bahasa
sebagai sarana mengekspresikan diri.
Dalam hal ini bahasa berperan
sebagai alat pengungkapan situasi dari dalam keluar. Menurut pendapat Karl
Raimun Popper fungsi ini disebut fungsi ekspresif.[16]
5.
Bahasa
sebagai alat untuk dapat memahami orang lain.
Ketika ingin mengoptimalkan
komunikasi dengan orang lain, maka kita perlu memahami karakter dari lawan
bicara kita.
6.
Bahasa
sebagai sarana untuk mengamati lingkungan sekitar.
7.
Bahasa
sebagai sarana berpikir logis.
8.
Bahasa
sebagai alat untuk membangun kecerdasan, baik tunggal maupun ganda.
Dalam usaha mengoptimalkan
komunikasi, tentu membutuhkan kemampuan dalam menggunakan sistem bahasa, baik dalam mengolah kata,
maupun menggunakan ragam bahasa. Dan ketika seseorang memiliki kecerdasan
ganda, maka dengan bahasalah kecerdasan itu dapat berkembang secara bersamaan.
9.
Bahasa
dapat membangun karakter.
Ketika seseorang telah berhasil
mengembangkan ptensi dan kecerdasannya, maka dapat dimungkinkan bahwa karakter
dari seseorang tersebut juga akan berkembang menjadi lebih baik.
10. Bahasa dapat mengembangkan profesi.
Berlanjut setelah seseorang telah
berhasil menemukan potensi dan mampu mengembangkan kecerdasannya, maka hal
itulah yang akan menjadi awal dari pengembangan profesi. Ketika seseorang
berhasil mengembangkan bahasanya, maka interaksi dengan orang lain juga akan
dapat dengan mudah berjalan, dan karir pun akan mengikuti.
11. Bahasa sebagai sarana menciptakan kreativitas baru.
Perkembangan potensi yang dimiliki
seseorang juga memungkinkan seseorang tersebut dalam berinovasi dan berkreasi,
serta mampu mengekspresikan segala potensi yang dimilikinya dalam bentuk
kreasi-kreasi baru.
Jika
mengambil pendapat dari seorang linguis Indonesia, yakni P.W.J. Nababan, maka
fungsi bahasa dapat dibagi menjadi empat kategori. Pertama yakni fungsi
kebudayaan suatu bahasa. Dalam fungsi ini bahasa memiliki peran sebagai sarana
untuk mengembangkan kebudayaan, sebagai jalur untuk meneruskan kebudayaan, dan
sebagai inventaris ciri-ciri suatu kebudayaan. Kedua, fungsi
kemasyarakatan bahasa. Disini ada istilah bahasa nasional, yang dipakai sebagai
lambang kebanggaan berbangsa, kemudian ada bahasa kelompok yang hanya dipakai
dalam suatu komunitas tertentu, yang lingkupnya lebih kecil dari bangsa. Ketiga,
fungsi perorangan bahasa. Dalam fungsi ini ada enam sub fungsi yang diambil
dari hasil kajian seorang obsevator bernama Haliday, yang telah
mengidentifikasi penggunaan bahasa oleh anaknya sendiri. Enam sub fungsi
tersebut yaitu bahasa sebagai instrumental, menyuruh, berinteraksi,
kepribadian, pemecahan masalah, dan khayal. Keempat, fungsi pendidikan
dari bahasa. Kaitannya dengan fungsi ini ada empat sub fungsi yang dikaji,
yakni fungsi integratif, intrumental, kultural, dan juga fungsi penalaran.[17]
D.
Kelemahan Bahasa
Meskipun
bahasa memiliki berbagai macam fungsi dan peranan, namun bahasa ternyata juga
memiliki kelemahan, baik yang berasal dari bahasa itu sendiri, maupun dari
orang yang memakai bahasa. Diantara kelemahan-kelemahan itu ialah:
Pertama,
sebagai suatu simbol ternyata bahasa tidak dapat mengungkapkan
keseluruhan realitas yang ada di dunia. Dalam hal ini, bahasa tidak dapat
memberikan makna terhadap simbol-simbol yang seharusnya memang memiliki makna
masing-masing. Kedua, ketika sebuah bahasa digunakan oleh seorang
penggunanya, maka bahasa tersebut akan memiliki kecenderungan emosional yang
tidak terarah, sesuai dengan kadar emosional si pemakai. Adanya perdebatan
dalam sebuah kajian ilmiah juga terkadang memicu timbulnya emosi yang
meledak-ledak, memakai bahasa-bahasa yang sama sekali tidak memberikan
informasi, yang cenderung tidak logis. Gejala emosional itulah yang kadang
dihubungkan dengan gejala umum yang sering dialami dalam pergaulan umum.[18]
Ketiga,
adanya manipulasi bahasa-bahasa yang dibuat demi sebuah kepentingan
tertentu. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah “eufemisme” yang
berarti bahasa dimanipulasi menjadi bentuk yang lebih halus. Keempat, adanya
makna ganda dalam suatu bahasa. Ini dikarenakan tidak semua bahasa mampu
memberikan satu arti. Kelima, bahasa tidak selamanya mampu memberikan
respon sesuai yang diinginkan oleh seorang pemakai bahasa. Keenam, adanya
ungkapan kata atau istilah yang tidak ditimbulkan oleh ide. Maksudnya disini
adalah tidak semua kata atau istilah yang keluar dari seorang pemakai bahasa,
lahir dari proses pengidean. Misalnya kata “yang”, atau kata “jika”, dll.[19]
BAB III
PENUTUP
Bahasa
(berasal dari bahasa Sansekerta “Bhasa”) adalah kapasitas khusus yang ada pada
diri manusia untuk dapat menggunakan sistem komunikasi yang kompleks. Menurut
seorang tokoh, bahasa merupakan sebuah sistem bentuk-bentuk makna yang manasuka
serta mampu mendukung kemampuan linguistik pembicara satu sama lain secara
bebas. Secara umum kata bahasa adalah suatu sistem yang tidak pernah lepas dari
simbol-simbol sebagai suatu wujud atau bentuk atau alat yang digunakan untuk
berkomunikasi antar sesama.
Adapun
sifat-sifat dari bahasa antara lain yakni bersistem, memiliki lambang, berwujud
bunyi, memiliki makna, bersifat manasuka, memiliki kedinamisan, produktif,
unik, universal (umum), konvensional, memiliki banyak variasi, dan yang
terakhir adalah bersifat manusiawi.
Disamping
memiliki sifat, ternyata bahasa juga memiliki beberapa fungsi yang memudahkan
manusia dalam menggunakannya. Fungsi-fungsi itu yakni bahasa sebagai sarana
integrasi dan adaptasi, bahasa sebagai sarana kontrol sosial, bahasa sebagai
sarana untuk dapat memahami diri sendiri, bahasa sebagai sarana mengekspresikan
diri, bahasa sebagai alat untuk dapat memahami orang lain, bahasa sebagai
sarana untuk mengamati lingkungan sekitar, bahasa sebagai sarana berpikir
logia, bahasa sebagai alat untuk membangun kecerdasan, baik tunggal maupun
ganda, bahasa dapat membangun karakter, bahasa dapat mengembangkan profesi, dan
bahasa sebagai sarana dalam menciptakan kreativitas baru.
Namun
dibalik beranekaragam fungsinya, bahasa pun tak lepas dari berbagai bentuk
kelemahan. Diantara kelemahan-kelemahan bahasa antara lain ternyata bahasa
tidak dapat mengungkapkan keseluruhan realitas yang ada di dunia. Bahasa akan
memiliki kecenderungan emosional yang tidak terarah, ada pula istilah
manipulasi bahasa-bahasa yang dibuat demi sebuah kepentingan tertentu, dan
bahasa tidak selamanya mampu memberikan respon sesuai yang diinginkan oleh
seorang pemakai bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Bleicher,
Josef. 2007. Hermeneutika Kontemporer. Yogyakarta: Fajar Pustaka
Hidayat, Asep
Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa,
Makna,
dan Tanda. Bandung: Remaja Rosdakarya
Zaid, Nashr
Hamid Abu. 2004. Hermeneutika Inklusif. Jakarta: Icip
ahli/21/09/2015/10:40
bahasa/2015/09/21-23:08
Sastra33.blogspot.co.id/2011/06/linguistik-umum-2/28/09/2015/14:50
http://ririn1508.wordpress.com/tag/sifat-sifat-bahasa/2015/09/28/15:02
[1]
http://gurupendidikan.com/15/definisi-bahasa-menurut-para-ahli/21/09/2015/10:40
[2]
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna,
dan Tanda, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 22
[3]
Ibid,.
[4]
http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/2015/09/21-23:08
[5]
Josef Bleicher, Hermeneutika Kontemporer, (Yogyakarta: Fajar Pustaka,
2007), cet. III, hlm. 38
[6]
Nashr Hamid Abu Zaid, Hermeneutika Inklusif, (Jakarta: ICIP, 2004), hlm.
69
[7]
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa,... hlm. 22
[8]
Sastra33.blogspot.co.id/2011/06/linguistik-umum-2/28/09/2015/14:50
[9]
http://ririn1508.wordpress.com/tag/sifat-sifat-bahasa/2015/09/28/15:02
[10]
Ibid,.
[11]
Ibid,.
[12]
Sastra33.blogspot.co.id/2011/06/linguistik-umum-2/28/09/2015/14:50
[13]
http://ririn1508.wordpress.com/tag/sifat-sifat-bahasa/2015/09/28/15:02
[14]
http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/2015/09/21-23:08
[15]
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa,... hlm. 27
[16]
Ibid,. hlm. 28
[17]
Ibid,... hlm. 30
[18]
Ibid,... hlm. 31
[19]
Ibid,... hlm. 32
0 Comments