Tahun 1966
setelah hiperinflasi lama berakhir
Sulaman memori
habis terurai
Menjadi
seonggok harta karun
Dikotak-kotak,
disimpan, tertimbun
Teramarammu
jadi sungging kecut
Tak mau
dianggap jual mahal
Sementara
kuasaku loyo tak beragairah
Dentuman
majemukmu…. Daun pisang, kertas, lalu mesin ketik
Dan kita sudah
sama-sama dewasa bejodoh lewat waktu
Perempuanku
sudah senja
Lalu aku jadi
bungsu yang ia elu harapkan
Ia beli daun
pisang dan kain tenun
Dijual dang
anti belie mas serupa gelang-kalung
Aku jadi
bungsu tak boleh mirip bapak
Kawini gadis
lalu janda sempitkan rumah keluarga
Biar sarung
terjual tapi tak seharga cinta
Tak sekokoh
bahasa perempuan penyandang status ibu
Tahun 1966
jauh setelah terbit berita hiperinflasi
Aku dan
perempuan itu membeku
Aku dan bapak
tidak saling menahu
Kehilangan
hujan, musim semi, dan hampir-hampir harga diri
Lalu emas
tergadai demi bapak bayar cicilan pekerja, hak buruh
Hingga taka da
lagi sisa persembunyian arta karun
Tapi
perempuanku lantang mengangsur
Dibuatnya
mimpi kepada aku
Disingkapnya
batasku atas ketakutan dan biarkan aku terbang
Dalam antologi puisi Dongeng Rukmini 2017
0 Comments