Sudah sakaratul maut dengan
selangkang menganga
Kaffan hitam di pematang langit
mulai merakit duka
Melayat mendongak kepala lantas
berdo’a
Mereka, kaum pramis dipecah zaman
Ditinggalkan kuasa jadi sedu
panjang
Ini bagaimana?
Sementara kecamuk alam tak bisa
dibendung dari malang
Kami melihat gelagat tidak baik
pemangku kebijakan
Menjadikan kami kaum proletar sibuk
mengais sampai lupa makan
Kami sibuk mengolok orang merapikan
diri melanggengkan justifikasi
Sementara mereka sibuk merogoh
saku-saku kaum kromo bumiputera
Mereka, kini kaum pramis diperbudak
zaman
Dilapisi bijih kedzaliman,
penta’dziman palsu
Ini bagaimana?
Sementara siasat penundukan tak
bisa dibendung terus kaum pramis dipecah bagai batu
Mereka, kaum pramis punya borok
bernanah sekarang
Nafasnya tersengal oleh korporasi
Beragam jadi seragam, hitam putih
harus jadi putih
Ini bagaimana?
Kami melihat puing-puing perpecahan
di antara kaum pramis muda
Kehilangan orientasi merdeka dan
berdaulat atas nama bangsa
Mari bung.. Mari ziarahi kaum
pramis muda
Biar nafas tersengal jadi kematian
tanpa sumbang nada
Tulungagung, 2017
0 Comments