Studi Kasus Desa Kiping, Kecamatan Gondang, Tulungagung
Pengertian:
Analisis Harvard
merupakan kerangka analisis yang berasal dari Harvard Institute. Pertama kali
dikembangkan pada 1985, ketika gencarnya Women in Development. Tujuan
dari kerangka analisis ini lebih pada adanya alokasi sumberdaya ditinjau dari
sektor ekonomi, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Desain dan pemetaan peran
yang dilakukan dalam analisis ini dianggap bisa meningkatkan produktivitas dan
efisiensi kerja maisng-masing individu yang terlibat di dalamnya. Adapun dalam
proses analisisnya, ada beberapa tahapan yang menjadi komponen utama, mencakup
profil kegiatan (produksi, reproduksi dan sosial), akses, kontrol, ketersediaan
sumber dan manfaatnya, faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan peran gender,
dan yang keempat adalah ceklist berupa pertanyaan-pertanyaan yang bisa diajukan
untuk menganalisis siklus suatu proyek.
publikreport.com |
Contoh
kasus:
Desa Kiping merupakan
salah satu desa yang terletak di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Di desa
ini, mayoritas masyarakat menggantungkan hidup pada sektor pertanian, pande dan
kerajinan rumah tangga. Hampir di setiap rumah ditemukan berbagai jenis hasil
kerajinan seperti tompo, tumbu, tampah, sapu, keset, kemoceng, dan lain
sebagainya. Sektor pande besi sendiri menghasilkan alat-alat kebutuhan rumah
tangga, pertanian dan perkebunan seperti cangkul, pisau berbagai ukuran dan
fungsi dan lain-lain. Sementara di sektor pertanian, masyarakat Kiping memiliki
kelompok tani dengan jumlah anggota hampir seluruh warga gabungan beberapa RT
dan RW.
Dari segi perekonomian, bisa dibilang masyarakat Kiping merupakan contoh masyarakat yang mandiri dan berdaya dengan hasil usaha turun-temurun sejak 80-an. Adapun untuk lingkup yang lebih kecil, yakni dalam keluarga, biasanya pekerjaan bertani akan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu) secara bersama-sama. Kemudian untuk pande, kebanyakan dilakukan oleh laki-laki, dan beberapa perempuan usia di atas 50 tahun.
Sementara membuat kerajinan lebih banyak dilakukan oleh ibu-ibu dan remaja-remaja perempuan –jika mereka tidak bekerja di luar tiga sektor dominan di desa tersebut. Dalam satu keluarga di Kiping memiliki dua sampai empat anak dengan total jumlah anggota keluarga yang berada di dalam satu rumah bisa lima sampai tujuh orang. Adapun bagi warga yang tidak memiliki unit usaha mandiri di rumah, maka akan ikut bergabung atau bekerja di rumah / sentra pande tempat produksi alat-alat rumah tangga dalam skala besar dan atau menjadi buruh tani ketika musim tanam hingga panen tiba.
Analisis
Harvard 01
Profil Kegiatan
|
|||
Kegiatan
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
|
Publik
|
Memanaskan
logam
|
x
|
|
Menempa
bijih besi
|
x
|
||
Membuat
aneka jenis perkakas
|
x
|
||
Membajak
sawah
|
x
|
||
Proses
Penanaman
|
x
|
x
|
|
Pemupukan
|
x
|
||
Perawatan
|
x
|
x
|
|
Panen
|
x
|
x
|
|
Penjualan
|
x
|
||
Menganyam
rotan
|
x
|
x
|
|
Membuat
Sapu
|
x
|
||
Membuat
Perkakas Dapur
|
x
|
||
Membuat
Kemoceng, dll
|
x
|
||
Domestik
|
Memasak
|
x
|
|
Mengurus
anak
|
x
|
||
Menyiapkan
bekal
|
x
|
||
Membersihkan
rumah
|
x
|
||
Berbelanja
|
x
|
||
Mencuci
|
x
|
||
Mengisi
gentong air
|
x
|
x
|
|
Sosial
|
PKK
|
x
|
|
Rapat
RT/RW
|
x
|
||
Agenda
Kelompok Tani
|
x
|
Analisis Harvard 02: Profil Akses dan
Kontrol terhadap Sumberdaya dan Manfaat
Bentuk
|
Akses
|
Kontrol
|
|||
Sumber Daya
|
Pr
|
Lk
|
Pr
|
Lk
|
|
Tanah
|
x
|
x
|
x
|
||
Alat
Produksi
|
x
|
x
|
|||
Uang
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
Tenaga
Kerja
|
x
|
x
|
x
|
||
Tabungan
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
Manfaat
|
Pendapatan
dari Luar
|
x
|
x
|
x
|
x
|
Akses
Kepemilikan
|
x
|
x
|
|||
Akses
Kesehatan
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
Akses
Pendidikan
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
Pemenuhan
Kebutuhan Dasar
|
x
|
x
|
x
|
x
|
Analisis
Harvard 03: Faktor yang Berpengaruh
Faktor
|
Hambatan
|
Kesempatan
|
Norma
Masyarakat
|
x
|
|
Hierarki
Sosial
|
x
|
|
Struktur
Kelembagaan
|
x
|
|
Sikap
masyarakat terhadap Intervensi dari Luar (LSM, dll)
|
x
|
|
Faktor
demografi
|
x
|
Analisis
Harvard 04: Ceklist untuk Analisis Siklus Proyek
Di dalam analisis keempat ini biasanya
akan diisi dengan ceklist pertanyaan yang diajukan dan berhubungan dengan
proyek yang tengah dikerjakan –dengan menggunakan perspektif gender. Setelah list
pertanyaan dilengkapi, kita akan bisa mengetahui ada tidaknya ketimpangan gender
di dalam proyek yang digagas.
Hal yang kemudian
menjadi kekurangan dari jenis analisis ini adalah, karena sifatnya yang netral
gender, sehingga tidak sampai melihat kompleksitas persoalan yang dialami oleh
perempuan. Kemudian perihal perempuan yang bisa mendapatkan akses dan kontrol
juga tidak dilihat apakah dari kelompok perempuan tertentukah –misal yang
memiliki previllese sebelumnya, dan lain sebagainya. Maka dari itu di samping
menggunakan analisis Havard ini, diperlukan juga menambahkan People-Oriented
Planning Framework (POP Framework).
Kerangka ini POP memang
banyak mengadaptasi Harvard dengan tujuan yang lebih spesifik dan efisien,
utamanya yang berhubungan dengan ketepatan target bantuan pembangunan dan
penggunaan sumberdaya. Selain itu, POP Framework juga memiliki tujuan
untuk memastikan bahwa jarak antara laki-laki dan perempuan bisa berkurang. Adapun tiga komponen penting
dalam kerangka analisis POP adalah, 1). Terdapat analisis determinasi (meliputi
profil populasi dan analisis terhadap konteks). 2) Analisis Aktivitas. 3) Penggunaan
dan Pengendalian Analisis Sumberdaya.
Bersambung…
0 Comments