Dua kali tinggal senja demi sesuap tawa
fatamorgana
Langgeng sepasang hilang di permukaan
Setia di petang lenyap ditelan fajar
Dua atau tiga empat noda
Senja tertinggal sengaja tanpa air mata
Muslimahdaily.com |
Kekasih –yang baru saja merayakan pesta ulang tahunnya di bumi– berjanji
Jadi alat pendengaranku
Hingga dengannya aku mendengar
Kekasih –yang tiada mampu kujangkau
karena lilitan tembaga panas di kaki– berjanji
Akan jadi alat penglihatanku
Yang dengannya aku dapat memandang
dunia
Kekasih –yang terlalu sering terabai,
menjadi yang terakhir, tapi tiada pernah membenci– berjanji
Menjadikanku saudara sepanjang hayat
Bersamanya, dengan para kekasih yang
lain
Kekasih…
Kenapa kau berjanji tanpa tahu siapa
yang akan melukaimu?
Kenapa berjanji untuk menguji kualitas
dan kuantitasku
Kenapa berjanji, sementara segala
kesucian dan benar adalah indah pada lisanmu
Nyataku hanya mengindahkan sekenanya
Kumasuki rumah-rumah Tuhan dengan
angkuhnya
Nyatanya Ia tiada pernah ingin kedatanganku
Tak Ia ijinkan kuinjak-injak
rumah-rumah Tuhan
Jika hanya datang dengan nanah dan luka
Padahal kau suruh aku berdiri dengan
hati, bukan belati
Kau pintaku datang dengan lisan sari
tebu, bukan berlumur daun sambiloto
Kau, kekasih…
Memintaku datang dengan liang penuh
cinta, bukan nanah dan nafsu angkara
Datang dengan sederhana, bukan mencuci
dan meremas tubuh sekenanya
Kekasih,.
Lengang fajarku di pesisir
Pasang surut terlampau selalu susut
Senjaku tergulung ombak menyisa
segerombol mendung hitam
Antara senja dan fajar yang melajang,
aku turut hilang
Tulungagung, 13 Desember 2017
0 Comments