Setiap anak lahir dengan membawa potensi.
Potensi bisa berupa kecerdasan atau kemampuan dalam melakukan sesuatu secara
optimal, sehingga mendatangkan banyak kesempatan di kemudian hari. Jika
potensi-potensi yang ada juga ditemu-kenali dan diasah secara terus-menerus,
maka di usia muda, anak sudah bisa menentukan sendiri apa-apa saja yang ingin
ia capai, sekaligus mengetahui bakat apa saja yang ia miliki dan paham
bagaimana cara mengasah bakat itu.
Tapi sering kali kita menemukan banyak
anak yang sampai usia remaja menuju dewasa belum menemukan bakat dan minatnya, merasa
sulit berkembang dan bingung menentukan capaian hidup selanjutnya. Anak-anak
tersebut, ketika kembali ke lingkungan masyarakat juga sering kali kehilangan
orientasi, sehingga menghambat kerja tim atau kerja sosial yang tengah
dilakukan.
Maka untuk menanggulangi persoalan yang
terjadi, perlu kiranya peran serta orang tua dan juga pendidik yang ada di
sekolah formal maupun nonfomal dalam membimbing anak-anak agar dapat menemukan
potensi yang dimilikinya sedini mungkin. Di sini juga dibutuhkan kiat-kiat atau
cara khusus untuk dapat menggali potensi bakat minat anak, terutama yang masih
berada di bangku sekolah. Adapun tujuan dari pentingnya menemukan potensi dalam
diri anak-anak ini adalah agar mereka dapat berkembang dan membawa generasinya
menjadi generasi yang mandiri, tegas menyikapi zaman, dan tidak mudah
kehilangan orientasi, serta dapat bekerja sesuai dengan kemampuan atau bakat
yang dimilikinya.
Memahami Potensi Bakat dan Minat
Secara umum potensi dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Biasanya potensi selalu
berhubungan dengan tingkat kecerdasan, termasuk bakat yang dimiliki, prestasi
atau keunggulannya. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia memiliki potensi
masing-maisng. Namun tidak semua orang dapat mengenali potensi yang ada pada
dirinya. Sementara untuk bakat sendiri merupakan kemampuan dasar atau kemampuan
yang sebenarnya telah ada pada seseorang sejak kecil, namun perlu diasah agar
bakat ini dapat nampak di permukaan.
Menurut Wijaya, sebagaimana dikutip
Naufal Ahmad Muzakki, bakat merupakan salah satu kondisi yang dengan menerapkan
latihan khusus, seseorang dapat mencapai kecakapan di dalam bidang yang ia
tekuni. Termasuk ketika ia menerapkan pembelajaran intens terhadap suatu ilmu
pengetahuan.
Dalam hal ini, bakat dapat dibagi
menjadi dua bagian. Pertama, kemampuan yang dimiliki seseorang hanya
pada bidang-bidang yang khusus, seperti bakat melukis, bernyanyi atau musik,
dan lain sebagainya. Kedua, bakat yang digunakan sebagai penunjang dari
adanya kemampuan khusus yang ingin dimiliki. Misalkan saja ketika seseorang
ingin menjadi arsitek, maka dipastikan ia memiliki bakat menggambar yang hebat
pula, dan lain sebagainya.
Berbeda halnya dengan minat. Jika bakat merupakan sesuatu yang given namun tetap butuh latihan untuk bisa merealisasiannya, minat merupakan sebuah proses seseorang untuk fokus pada satu hal. Dengan kata lain, minat ini merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu, bisa sesuai dengan bakat, bisa pula tidak. Sementara menurut John Holland, minat tak lain adalah aktivitas yang membangkitkan perasaan ingin tahu lebih banyak, membuat seseorang memerhatikan sesuatu secara intens dan dapat memberi kenikmatan apaila telah mencapai minat yang diinginkan.
Cara Menggali Potensi Bakat dan Minat
Ada banyak faktor yang memengaruhi
berkembangnya bakat dan minat pada diri seseorang, yang kemudian dibedakan
berdasarkan dua faktor, yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern ini
meliputi genetik atau keturunan, kemudian juga berdasarkan kepribadian. Setiap
orang pasti memiliki sifat bawaan alias keturunan, entah dari orangtua
laki-laki atau perempuan. Sedangkan faktor kepribadian ini merupakan keadaan
psikologis yang menyandarkan berkembang tidaknya potensi pada kedirian atau emosi yang dimiliki seseorang.
Sementara yang merupakan faktor ekstern
ini meliputi lingkungan, yang bisa dimulai dari lingkungan keluarga, di mana
lingkungan kecil ini biasanya dijadikan tempat belajar atau latihan seorang anak
untuk mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Lingkungan kedua yang
memengaruhi perkembangan potensi seorang anak adalah lingkungan sekolah yang sangat
berpengaruh pada proses anak menyerap segala ilmu pengetahuan dari keadaan yang
cenderung formal –tapi biasanya menuntut anak untuk selalu bisa dikondisikan.
Lingkungan selanjutnya yang juga sangat
memengaruhi berkembang tidaknya potensi yang dimiliki oleh seorang anak adalah
lingkungan sosial. Di mana lewat lingkungan ini anak telah bertemu dengan
banyak orang yang berbeda baik dari segi umur, pengalaman, sifat atau
karakteristik, dan lain sebagainya.
Melihat kesekian faktor yang
memengaruhi potensi anak, maka sejak sangat dini, anak harus mulai
diperkenalkan dengan banyak hal yang bisa mendorong keluarnya potensi yang
dimiliki tersebut, sehingga bakat dan minat anak juga bisa diketahui.
Setidaknya ada beberapa konsep yang bisa dijalankan untuk mengembangkan bakat
dan minat anak, terutama anak didik yang sudah harus mulai memiliki orientasi.
Konsep tersebut antara lain; Pertama,
mulai mencermati polah tingkah anak sampai mampu menemukan kelebihan atau
keunggulan, kemudian juga keterampilan dan prestasi yang menonjol pada anak. Kedua,
memberikan pengajaran pada anak soal fokus tujuan dan membantu anak
mengembangkan konsep-konsep positif dalam dirinya.
Ketiga, memberikan wawasan pengetahuan kepada anak didik sekaligus
pengalaman-pengalaman yang bisa jadi pelajaran bagi si anak di kemudian hari.
Keempat, meningkatkan dorongan kepada anak dengan memberikan
motivasi-motivasi secara terus-menerus agar bisa konsisten menekuni bidang yang
menjadi minatnya. Kelima, memberikan apresiasi atas segala
hal yang dilakukan anak dan melengkapinya dengan fasilitas-fasilitas yang bisa
mendukung bakatnya.
Setiap anak memiliki potensi yang harus
selalu diasah agar dapat menjadikan diri anak tersebut memiliki kepribadian
sejak dini. Agar dapat mencapai hal tersebut, perlu dukungan dan dorongan dari
orang tua, pengajar atau guru, dan juga lingkungan. Sebab tanpa adanya dukungan
dari elemen-elemen tersebut, mustahil seorang anak didik dapat mengetahui
potensi bakat dan minat yang ia miliki. Dan satu hal yang penting, meski
pengembangkan potensi bakat dan minat adalah penting, jangan sampai membuat
kita memaksakan kehendak kepada anak. []
0 Comments