Musim-musim Rindu
musim-musim memintal pohon rindu
Kakao, betapa manisnya
rikala pisah
dari tubuh, sakit
yang tak berdarah
sama sekali aku
ukir cinta di dahan jantung patah
musim-musim memintal detak rindu
detik yang terik urung lalu
menanti, kau lahir kembali
; reinkarnasi, tanpa alasan
pemberhentian terakhir
hala, tuju langit tujuh
Temanggung, 10-03-2020
Kekasih Dan Perjalanan Percuma
kau bisa tinggal, katamu sore itu
tapi gapura dukuh menampik hati
seindah janur di jingga langit
matahari lengkung, diam aku
cenung pada perjalanan
pada penantian. rupanya ranting tinggal
daun
aku hitam di ujung jalan
huyung menikahi kakiku
larik-larik tapioka cuma saksikan
kau sentuh aku; kau rubuhkan aku
berjalan di jalan pulang, aku
hilang tujuan
Temanggung, 10-03-2020
Usai Kematian
hatiku nelangsa atas pusaramu
kuhilang dalam kenangku sendiri
dalam angan yang bangkang
bercak-bercak pada landai gemawan
segera turunkan batu-batu diar
hujani aku (masih) enggan
bianglala pusar, urai detak
dan teja di batas hujanmu
menjadi candu usai cadik balik
hilang samudera
dari badai-badai sapulenyapkan diang
sampai sua di karam karangnya
Temanggung, 10-03-2020
Mendung Pertama
nafasku jelma
; covid-19
kita garong berserak di rak
daun tersesat lembah
akankah langit temu awannya?
tika yang tergambar sengat hujan
sama halnya mendung pertama
kita berpikir muskil
dunia ini kiamat
memang sudah dekat
Temanggung, 10-03-2020
Secarik Penyesalan
angka-angka pada kalender waktu
genapkan peristiwa
hujan menikahi tanah-tanah hitam
masih saja sesiapa bawah jembatan
(bongkar rumah, pasang rumah
esok langit biru)
susunan batu-batu merah
sinar pun memilah di mana ia pijak
lembar-lembar kusiakan
kini kujelang langkah kekuningan; nyala
(tiap jengkal langkahku, aku
menimbun garis-garis rekap)
Temanggung, 10-03-2020
Aris Setiyanto. Fan berat Sinchan dan JKT48 yang hobi nulis puisi. Berdomisili di Temanggung, Jawa Tengah.
0 Comments