Cara Menjinakkan Singa
Orang-orang miskin adalah singa
diburu ditembak di hutan lindung
dijinakkan dipertontonkan di tengah
sirkus.
Ramai sorak-sorai penonton
melempar kacang
sebiji jagung
segema ledek
sepotong daging.
Ah, ya, daging segar!
Sudah berabad-abad para pawang
mencambuk singa-singa sampai mengaum
lemah
namun mereka senang dan menari
dengan pecut hitam berkarat di
tangannya.
Oh sang pawang
apa kalian pernah diterkam
tepat di bagian pikiran dan nurani?
Dengan apa kalian membuatnya jinak?
Mantra-mantra
atau
rumus-rumus mahal di bangku sekolah?
Jangan bangga mempromosikan kemiskinan!
Ia perlu napas
tatap mukanya
beri sepotong roti
sepiring nasi
alat pancing
atau tangan-tangan
yang mampu membuatnya pergi.
Brebes, 2020.
Viva |
Doa Sebelum Tidur
Sebelum tidur aku selalu berdoa:
Tuhan yang cantik jangan bakar kardusku
di mana pun berada
biar jadi tumpukan saja.
Meski badannya penuh tatto
ia berdaulat atas hiruk-pikuk perutku.
Ketika bersamanya menjelmalah
Engkau sebagai kakek tua.
Barangkali ia rela diambil yang lain
namun sebagai ganti
aku perlu karung dan keranjang.
Brebes, 2020.
Sajak Pesakitan
aku tulis sajak ini di ranjang para
orang pesakitan yang diserbu serdadu moral
di jalanan bercabang etika, di bulan baik, raja-raja bergegas membunuh
gaduh kehidupan, mengutuk imajinasi
agar bersemayam dalam tubuh
kegelapan. raung kidung kegagalan terdengar binal
dan banal.
aku tulis sajak ini saat topeng
kesantunan menampakkan jati dirinya
di saat sekelilingnya tenggelam dalam
palung kehampaan. di bulan baik, harapan-harapan
lebih mematikan dari senapan. dan
kepadanya segenap jiwa
mengabdikan diri sebagai bentuk
penghormatan pada peradaban.
pada bias cahaya, kutitipkan sajak ini
supaya terbebas dari kungkung realitas
yang membakar isi kepala dan mengundang
kabut kekalutan.
barang tentu ada yang menanti nun jauh di sana
dan membacanya berulang kali dengan
bahasa sorgawi.
Brebes, 2020.
Melodi Kekecewaan
apatah gunanya satu kedipan lampu di
semesta
bila tak mampu menggoyangkan pendirian?
kita hidup di mana batuk tersedak-sedak
lebih mengerikan dibanding bertahan
di lingkungan cinta yang bobrok.
merasa terang bersembunyi di terowongan
cinta
namun ketika lari, hati tercabik-cabik
dan tak paham
akan perasaan yang meleleh, yang lara
dibinasakan.
cinta menjelma pisau runcing bermata
satu
yang tak hentinya mengiris-iris batang
kesadaran.
kita telah dikendalikan dan tak bisa
menyeka harapan
apalagi berteriak tentang kebebasan.
sebagaimana keyakinan;
bahwa hati adalah tempat paling asing
di muka bumi.
dibaringkannya tubuh ini, agar kian
nyenyak
terhadap keputusan menebar harap
dalam degupan jantung yang menyerupai
melodi kekecewaan.
tak ada kisah lain, hingga dekapan
lalai menghibahkan
sepercik caya di ceruk peristiwa.
Brebes, 2020.
Jangan Menangis,
Kekasihku
Kau kan mengerti betapa ngerinya
keamanan yang beku, kaku
sebab selusin mesiu
kerap mengontrol gerak-gerik.
Inilah paradoks akhir jaman
kepercayaan terhuyung-huyung
dalam tenda medan perang.
Ketika keberuntungan tergeletak
seperti bangkai hewan di tengah jalan
raya
maka sama dengan kesialan
yang mekar berbunga-bunga.
Kekasihku
jangan kau menangis
melihat hukum tak berdaulat.
Karena di sini ia adalah dadu
yang dikocok-kocok pemainnya.
Brebes, 2020.
Dian Rijal Asyrof lahir tahun 1999 di Brebes, Jawa Tengah. Buku solo antologi puisinya berjudul Kepada Tawa (2020) dan Suara dari Tanah (2020) dengan nama pena Semi Pudar.
Dapat disapa via IG: @semi_pudar dan Fb: Jall
0 Comments