Kembali duduk menyeduh malam
Ia arahkan canting menuju kafan
Sementara matahari semakin sungsang
menghadapkan semburatnya ke wajah Ningrum
Tapi ia tak sudi berkutik
Hanya berkutat pada sehelai di genggaman
Sembari bergumam melagukan syi’iran
sambil meniup malam dalam cantingnya yang keemasan
saint.trunojoyo |
Seperti biasa, canting ia buat melenggok mengikuti alur gambar
Ia biarkan jarinya menari bersama canting tua
Mengandaikan ia menjadi canting
atau menjadi malam dilarikan angin menuju kebaruan
Tapi Ningrum sudah cukup menjadi petani
berlarian menunggui sawah berlumpur selesai digarap
Ia anggap itu arena bermain, berjudi dengan waktu
dan ketika kalah, ia harus rebah sebelum senja menjelang. []
November, 2020
0 Comments