Rekuiem
O adakah misa arwah untuk arwah-arwah yang penasaran?
Dengan secercah darah
anak dara dan roti tanpa ragi:
dalam nama cinta,
dan putera cinta,
dan roh cinta,
kau datang ke alam mimpi, menjamu bibirku, terakhir kalinya—
sebelum sempat membasuh air mataku yang mengalir di cawan waktu.
(2021)
Guna-guna
Semar Mesem, Jaran Goyang, Mani Gajah, Bulu Perindu, Asihan dan Lintrik:
hanyalah beberapa intrik agar kau
jatuh cinta;
memang, guna-guna itu berguna
agar kau langsung jatuh hati tanpa
harus berusaha.
Namun, nyatanya tak terlalu berguna saat aku jatuh bangun
berusaha mencintai diriku sendiri tanpa karena; dan membantuku melupakanmu yang
tak mempan dengan guna-guna sebab pergi tanpa aba-aba.
(2021)
Unsplash.com |
Mereka Berkata, Jadi Biarkan Aku
Bercerita
Mereka berkata: banyak jalan menuju Roma. Tapi kota Roma
dibakar Kaisar Nero. Kau tak peduli, selama patung David dari marmer setinggi
17 kaki yang dipahat Michaelangelo Buonarroti masih dipajang telanjang di
negeri Pizza.
Mereka berkata: tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Tapi
mereka anti-Cina. Ada apa dengan Cina, sayang? Kau masih tak peduli, selama
gaun dari kain tafetta menambah dosis kecantikanmu melebihi dewi Aphrodite
milik mitologi Grika.
Mereka terus berkata, kau masih tak peduli, jadi biarkan
aku bercerita...
Kemarin aku menonton Spongebob si celana kotak, aku menemukan
Gurita yang entah kenapa memiliki nama Squidward yang secara leksikal bermakna
cumi-cumi (ini tak penting sebenarnya).
Bagian terpentingnya adalah aku menemukan kenyataan bahwa
seniman di laut juga bernasib sama seperti seniman di darat: dipecundangi
restoran cepat saji.
Oh ya, tahun kemarin, pasukan Terakota kembali ditemukan.
Besok, semoga Atlantis yang ditulis Plato di buku Timaeus dan Critias juga bisa
segera ditemukan. Kepalaku sudah serupa Ensiklopedia, ada miliaran hal indah,
mengagumkan, menjijikkan dan lucu yang ingin kuceritakan padamu.
Pulanglah sayang, sebelum penyakit
memori seperti Demensia dan Amnesia mengetuk pintu ingatanku...
(2021)
________________________
Penulis
Moch. Aldy MA. Lahir di Bogor, 27 Maret 2000. Kreator dan kurator puisi, cerpen dan seorang penerjemah. Bukunya: Timbul Tenggelam Philo-Sophia Kehidupan (2020); Timbul Tenggelam Spirit-Us Kehidupan (2020); Trias Puitika (2021). Bisa Disapa via e-mail: genrifinaldy@gmail.com; Ig: @genrifinaldy; twitter: @mochaldyma |
0 Comments