Sekali saja, Sekali lagi
Subuh
ini aku dilahirkan bersama harapan
Selepas
matahari menyingsing dunia menyambut
Berucaplah
ia padaku lewat perburuan
Pertumbuhan
samadengan percepatan;
"Baru
saja kemarin belajar berjalan, lusa dimasukkanlah ia ke dalam pabrik"
Sementara
itu, deru nafas kian menggebu demi perpanjangan nyawa
Biaya
hidup kian mahal, selamatkan diri masing-masing
Selepas
siang, kuselujurkan kaki pada teras jalan
Menyeka
peluh, mengheningkan hasrat
Mengambil
nafas selagi gratis
Puluhan
menit berlalu, bersama kumpulan debu dan kepulan asap tambakau
Batin
kembali mengejar ingatan
Sekali
saja, begini saja dan seterusnya
Adalah
perputaran roda pada arah jarum jam
Aku
ingin menghujat dunia yang sudah kusut ini
Tapi,
hanya keinginan
Sekali
saja, begitulah dan berakhir
Menjelang
petang, jalan-jalan mulai berkelipan
Langit
ikut menghitam, aku yang gelap tak mampu pulang
Jalan
sudah diblokade papan yang bertuliskan ancaman
Reklame
mencaci kekerdilanku yang sedang menciut
Manis di
kata namun pahit di dada
Sekali
saja, aku ingin bercengkrama denganmu
Berbicara
omong kosong yang tidak ada habisnya.
Juli
2021
Bahagia…?
Aku
ingin menuliskan kebahagiaan untukmu
Namun
takut, sebab aku dianggap penipu
Tulisan
dengan kata-kata yang menghilangkan nada pilu
Lalu,
aku tidak bisa meramu kata-kata itu
sehingga
tidak muncul persamaan bahagia
Apakah
tidak ada puisi bahagia?
Aku
bertanya, tolong tuan menjawabnya
Juli
2021
Di Jalan-jalan
Ada
serdadu memakai kendaraan melewati jalan raya
Meminggirkan
pengguna yang tak layak
Negara
ini seolah milik mereka
Jalan
itu hanya dibangun untuk mereka
Rombangan
itu melewati banyak jalan
Mereka
kekeh dan pantang dikalahkan
"Minggir-minggir!"
adalah klakson yang terus dikumandangkan
Melalui
banyak jalan, berkeliling ibu kota dan pasar-pasar
Tak
pernah sedikit pun ada niatan lain selain jalan-jalan
Juli
2021
___Penulis___
ILHAM MUSTOFA a k a KERNET SADHA
2 Comments
Josss
ReplyDeleteTerima kasih banyak telah membaca. 🙏
Delete