Morfo Biru – Tahukah kamu apa itu gaya hidup freegan?
Dan apakah gaya hidup tersebut cocok jika diterapkan di Indonesia?
Dewasa ini kita mengenal banyak istilah baru, tidak
terkecuali ketika mempelajari persoalan gaya hidup atau lifestyle.
Ada gaya hidup nomaden, gaya hidup bohemian, gaya hidup solo,
gaya hidup pedesaan, bahkan gaya hidup minimalis.
Dari sekian banyak jenis gaya hidup, ada yang asing dan jarang sekali terdengar di telinga masyarakat
Indonesia, yakni gaya hidup freegan atau freeganisme.
Jadi, freeganisme atau gaya hidup freegan sendiri merupakan
salah satu jenis gaya hidup yang fokus pada pengurangan konsumsi, baik makanan,
pakaian, dan terkait kebedaan lainnya.
Gaya hidup freegan juga kerap disejajarkan dengan upaya untuk
diet dompet, artinya meniminalkan pengeluaran untuk mencegah konsumerisme.
Gaya hidup freegan juga fokus pada upaya meminimalisir
dampak negatif pada lingkungan hidup, dengan beberapa langkah taktis yang
dilakukan individu maupun kelompok.
Adapun upaya yang kerap dilakukan yakni ketat dalam
mengurangi konsumsi, saling berbagi sumber daya antar sesama, dan sebisa
mungkin mendaur ulang apa-apa yang masih layak.
Jika melihat kondisi global yang saat ini sedang dilanda
krisis iklim, hal yang sama sebenarnya juga tengah terjadi di Indonesia.
Selain polusi udara, tingkat konsumsi yang tinggi membuat Indonesia
kini sedang ketar ketir menghadapi persoalan sampah dan limbah rumah tangga.
Pembukaan lahan baru untuk tempat pembuangan akhir (TPA) bukanlah
solusi. Hal itu justru menjadi bukti bahwa jumlah sampah di Indonesia semakin
mengerikan.
Salah satu hal kecil yang bisa dilakukan oleh masyarakat
adalah mulai mengubah kebiasaan konsumsi dan belajar mendaur ulang sampah
masing-masing, agar tidak berakhir sia-sia di TPA.
Hal itu pula yang sedang diupayakan oleh penganut gaya hidup
freegan. Di mana mereka secara terus menerus menjalankan kebiasaan untuk
mengurangi konsumsi, mendaur ulang untuk mengurangi dampak sampah, dan
sebagainya.
pixabay - perlindungan lingkungan |
Berikut keuntungan plus-plus yang bisa kita dapatkan ketika
mengadopsi gaya hidup freegan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia:
1.
Mengurangi Dampak Sampah
Orang-orang dengan gaya hidup freegan memiliki
kebiasaan mencari makanan atau barang-barang yang masih layak dan berguna dari
tempat pembuangan untuk didaur ulang atau diperbaiki.
Jika satu komunitas mampu menginisiasi
kelompok lain untuk melakukan hal yang sama, maka bisa dipastikan dampak sampah
yang menumpuk di TPA bisa sedikit terkendali.
2.
Mengurangi Pemborosan Makanan
Slah satu negara yang dikenal paling boros
terhadap makanan adalah Indonesia. Gaya hidup freegan menjadi cocok dilakukan di
Indonesia untuk mengurangi pemborosan dan meminimalisir pembuangan makanan
sia-sia.
Orang-orang freegans akan melakukan
tindakan berupa mencari dan mengumpulkan makanan-makanan masih layak dari pasar,
restoran, maupun toko makanan untuk digunakan secara pribadi maupun membaginya
dengan orang yang membutuhkan.
3.
Mengurangi Beban Keuangan
Mengingat salah satu upaya yang dilakukan
oleh freegans adalah diet dompet, maka bisa dipastikan mereka mendapatkan
keuntungan dari hal tersebut.
Keuntungannya jelas, yakni beban keuangan
akibat konsumsi dan pembelian sesuatu menjadi berkurang secara drastis.
Beberapa waktu lalu santer di media sosial,
ada seorang laki-laki dengan hidup freegan mampu hidup selama satu tahun di
Singapura dengan hanya menghabiskan sekitar Rp.100.000 untuk kebutuhan
hidupnya.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup
freegan memberikan cara pandang baru terkait pengelolaan keuangan dan bagaimana
kesadaran akan konsumsi pun bergeser.
4.
Mendorong Kesadaran Lingkungan
Keuntungan lain dari mengadopsi gaya hidup freegan
adalah bisa ikut mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap
lingkungan di sekitarnya.
Hal ini karena gaya hidup freegan mengajak individu
untuk hadir utuh dan sadar penuh bahwa lingkungan harus sustain, agar
kehidupan umat manusia juga bisa lebih baik.
5.
Menguatkan Solidaritas Sosial
Mengingat salah satu konsep gerakan kaum
freegans adalah berbagi sumber daya, maka keuntungannya adalah bisa menguatkan
solidaritas sosial.
Prinsip saling berbagi yang tertanam pada masing-masing
individu, bisa membentuk ikatan persaudaraan dan ikatan sosial yang kuat.
Jika melihat keuntungan-keuntungan tersebut, saya yakin semakin
banyak masyarakat Indonesia yang mengadopsi gaya hidup freegan, semakin tinggi
pula kesempatan kita untuk mencegah krisis. Kita buktikan bahwa merdeka tidak hanya soal terbebas dari kolonialisme, tapi juga merdeka dari pemborosan. Semoga.[]
0 Comments