Bagaimana Hukumnya Puasa bagi Ibu Hamil? Yuk Pelajari Bersama

 

Morfo Biru – Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, di mana setiap umat Muslim diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh.

 

Tapi bagaimana dengan orang-orang yang tidak mampu secara fisik untuk menjalankannya? Dengan ibu hamil, misalnya? Apakah ibu hamil tetap wajib berpuasa, atau diperbolehkan tidak berpuasa?

 

Artikel berikut ini sengaja saya tulis untuk membantu mengobati rasa penasaran dan kekhawatiran moms di rumah. Supaya tetap bisa menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa takut ya.

 

ibu hamil - pixabay/mohamed_hassan

Hukum Puasa bagi Ibu Hamil dalam Islam

Islam hadir sebagai agama yang rahmah dan ramah. Buktinya Islam juga memberikan keringanan bagi ibu hamil dalam menjalankan ibadah puasa loh.

 

Berdasarkan beberapa dalil dalam Al-Qur’an dan hadist, ibu hamil diperbolehkan untuk tidak berpuasa jika ada kekhawatiran terhadap kondisi kesehatan dirinya atau janinnya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 184:

 


 "(Yaitu beberapa hari tertentu). Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan fakir miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

 

Dalam beberapa literatur menyebut, ayat ini menjadi dasar diperbolehkannya ibu hamil tidak berpuasa jika merasa tidak mampu, dan bisa mengambil keringanan dengan menggantinya di hari lain.

 

Pendapat Ulama Mengenai Puasa Ibu Hamil

Lalu bagaimana dengan pendapat para ulama mengenai hukumnya ibu hamil dalam berpuasa ramadan? Tentu para ulama memiliki beberapa pendapat terkait hukum ibu hamil yang tidak berpuasa:

 

1.    Madhab Hanafi menyebut, Ibu hamil yang tidak kuat menjalankan ibadah puasa ramadan wajib mengganti puasanya di lain hari atau meng-qadha tanpa perlu membayar fidyah.

 

2.    Madhab Maliki dan Syafi’i menyebut, kalau ibu hamil tidak berpuasa karena khawatir pada kesehatan dirinya sendiri, maka ibu-ibu sekalian hanya wajib qadha atau mengganti puasa.

Akan tetapi kalau moms khawatir terhadap kondisi janin yang dikandung, selain qadha, moms juga diwajibkan untuk membayar fidyah.

 

3.    Madhab Hambali menyebut, kalau ibu hamil tidak sanggup berpuasa, moms hanya perlu qadha atau mengganti puasa di hari lain tanpa perlu membayar fidyah.

 

ibu hamil - pixabay/fezailc

Jadi Kapan Sih Ibu Hamil Diperbolehkan Tidak Berpuasa?

Ada beberapa tantangan yang memang dialami ibu hamil ketika memasuki bulan ramadan. Level kesehatan ibu hamil tentu juga berbeda-beda di tiap trimester.

 

Ada ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness selama kehamilan, tetapi ada ibu yang selama sembilan bulan sering mual dan berkunang-kunang.

 

Nah, dari sekian pengalaman khas ibu hamil tersebut, seorang ibu hamil diperbolehkan kok untuk tidak menjalankan ibadah puasa. Beberapa di antaranya jika dalam kondisi berikut:

 

1.    Merasa lemah atau tidak memiliki energi yang cukup untuk menjalankan puasa.

 

2.    Ada risiko kesehatan yang bisa membahayakan janin, seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan gula darah, atau kurang asupan nutrisi.

 

3.    Mendapat saran dari dokter bahwa puasa dapat berdampak buruk bagi kehamilan ibu. Misalkan dapat memperburuk timbulnya risiko komplikasi kehamilan, dan sebagainya

 

Moms Bisa Mengganti Puasa yang Ditinggalkan

Jika ibu hamil memang tidak bisa menjalankan ibadah puasa ramadan, ada beberapa cara mengganti puasa tersebut sesuai dengan pendapat para ulama:

 

1.    Mengganti puasa di hari lain setelah melahirkan (qadha).

 

2.    Membayar fidyah yakni dengan memberi makan fakir miskin sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan, jika dirasa tidak mampu berpuasa kembali.

 

Adapun fidyah yang dikeluarkan, disesuaikan dengan ukuran yang berlaku saat itu. Misalkan untuk ibu hamil, bisa membayar fidyah menggunakan makanan pokok berupa beras atau uang.

 

Nah, dari penjelasan di atas kiranya terang bahwa Islam adalah agama yang penuh kemudahan. Ibu hamil yang merasa tidak mampu menjalankan puasa diberikan keringanan untuk tidak berpuasa.

 

Dengan catatan, moms memiliki kewajiban mengganti di hari lain atau membayar fidyah sesuai kondisi. Tentunya, keputusan terbaik perlu moms ambil setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan atau tenaga medis. Agar ibu dan janin yang dikandung tetap dalam kondisi yang sehat.[]

 

 

Rujukan:

Fauziyah, Ririn. 2021. Ketentuan Puasa Bagi Wanita Hamil dan Menyusui. Al-Maqashidi (Jurnal Hukum Islam Nusantara 4(1): 82-91

https://quran.nu.or.id/al-baqarah/184

Post a Comment

0 Comments